Saturday, December 5, 2015

AKUNTANSI PERSEDIAAN


A.  PENGERTIAN PERSEDIAAN
Ø Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli bahan-bahan bangunan.
Ø Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual.

Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).

B.  KLASIFIKASI PERSEDIAAN
a)    Menurut PSAK Nomor 14 Tahun 2007
Istilah persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi 

b)   Menurut Jenis Perusahaan
Persediaan barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut. Dalam perusahaan perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya.
Sedangkan dalam perusahaan pabrikasi atau manufaktur, persediaan barang dapat diklasifikasikan sebagai berikut : persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.
Terdapatnya klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan perdagangan dengan perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua perusahaan itu memang berbeda. Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual barang yang diperolehnya dalam bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada proses pengolahan seandainya terjadi pengolahan maka pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau pemberian kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi produk selesai.

Jenis-jenis persediaan:
a)      Pada perusahaan jasa: persediaan  barang pembantu/ persediaan barang habis pakai (Inventory of supplies)
b)      Pada perusahaan dagang:
Ø persediaan barang habis pakai
Ø persediaan barang dagangan
c)      Pada perusahaan industri dan manufaktur:
Ø Persediaan bahan pembantu/bahan habis pakai
Ø Persediaan bahan baku dan bahan penolong
Ø Persediaan baran dalam proses
Ø Produk jadi
Klasifikasi Persediaan
Berdasarkan kriteria di atas, persediaan mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
1)        Barang dagangan yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan dari pihak lain dalam kondisi sudah siap untuk dijual tanpa melakukan pemrosesan lebih lanjut. Misalnya persediaan pedagang mobil akan terdiri dari mobil, persediaan toko bahan makanan akan terdiri dari sayur, daging, makanan/minuman dalam kaleng, bahan roti dan kue, dan lain-lain.
2)        Bahan baku adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam keadaan harus dikembangkan/diproses lebih lanjut yang akan menjadi bagain utama dari barang jadi. Misalnya untuk memproduksi sepeda maka bahan baku yang dibutuhkan adalah pipa baja.
3)        Bahan pembantu adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam rangka mendukung proses produksi sampai menjadi barang jadi. Misalnya aksesoris perlengkapan sepeda merupakan bahan pembantu bagi pembuatan sepeda.
4)        Barang dalam proses adalah bahan yang sudah dimasukkan dalam suatu proses produksi tetapi belum selesai diolah, sehingga baru menyerap sebagian biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. Barang dalam proses dapat dilihat ketika anda berkunjung ke sebuah pabrik yang sedang dalam proses produksi, misalnya pipa baja yang sedang diproses dengan mesin agar menjadi bentuk yang diharapkan.
5)        Barang jadi adalah produk selesai yang dihasilkan dari suatu pengolahan produk dan telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja serta biaya overhead pabrik secara tuntas. Misalnya penyelesaian akhir dari sebuah sepeda sehingga menjadi sepeda yang siap untuk dijual.

C.  SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN
Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah:

a)      Sistem Periodik
Sistem Periodik (physical) yaitu pada setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya. Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang memudahkan pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
Kesimpulan : Sistem Periodik : Menghitung, menimbang atau mengukur fisik persediaan yang ada pada akhir periode akuntansi guna menentukan jumlah persediaan yang ada.

b)      Sistem Perpetual
Sistem Permanen (Perpetual), yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Kesimpulan : Sistem Perpetual : Pembelian dan penjualan dicatat langsung ke dalam rekening persediaan pada saat pembelian atau pemakian (penjualan) terjadi.

Jurnal untuk mencatat transaksi persediaan pada perusahaan dagang dan jasa.
Keterangan
Sistem Perpetual
Sistem Periodik
Jurnal pencatatan pembelian
Persediaan               xx
     Utang usaha             xx
Pembelian            xx
     Utang usaha             xx
Jurnal pencatatan penjualan
Piutang usaha          xx
     Penjualan                 xx
Harga pokok penjualan xx
     Persediaan               xx
Piutang usaha       xx
     Penjualan                  xx
Jurnal penyesuaian
Tidak diperlukan
Hrg pokok penjualan   xx
  Persediaan awal       xx

Persediaan akhir   xx
    Hrg Pokok Penjualan     xx

Hrg pokok penjualan    xx
     Pembelian             xx

Jurnal untuk mencatat transaksi persediaan pada perusahaan manufaktur.
Keterangan
Sistem Perpetual
Sistem Periodik
Jurnal pencatatan pembelian
Persediaan BB          xx
     Utang usaha             xx
Pembelian  BB          xx
     Utang usaha             xx
Jurnal pencatatan penjualan
Biaya/pemakaian
Bahan Baku           xx
     Persediaan BB          xx
Tidak diperlukan
Jurnal penyesuaian
Tidak diperlukan
Pemakian BB             xx
   Persediaan
  BahanBaku awal        xx

Pemakaian BB        xx
    Pembelian Bahan Baku   xx

Perseidaan BB akhir  xx
    PemakianBB              xx

semoga bermanfaat...
rabbi zidni ilman warzuqni fahman :)



No comments:

Post a Comment