A.
PENGERTIAN PERSEDIAAN
Ø Persediaan (Inventory), merupakan aktiva perusahaan yang menempati posisi
yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan dagang maupun
perusahaan industri (manufaktur), apalagi perusahaan yang bergerak dibidang konstruksi,
hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu untuk membeli
bahan-bahan bangunan.
Ø Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual
dalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi
dalam membuat barang yang akan dijual.
Berdasarkan pengertian
di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, perusahaan dagang hanya
memiliki persediaan barang dagang sedang perusahaan industri memiliki 3 jenis
persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
B.
KLASIFIKASI PERSEDIAAN
a) Menurut PSAK Nomor 14 Tahun 2007
Istilah
persediaan dalam akuntansi ditujukan untuk menyatakan suatu
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi
jumlah aktiva berwujud yang memenuhi kriteria (PSAK : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia No. 14) yang menyatakan bahwa persediaan adalah aktiva:
a) tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b) dalam proses produksi dan atau perjalanan atau
c) dalam bentuk bahan (atau perlengkapan) untuk digunakan dalam proses produksi
b) Menurut Jenis Perusahaan
Persediaan
barang diklasifikasikan sesuai dengan jenis usaha perusahaan tersebut. Dalam perusahaan
perdagangan persediaan barang merupakan aktiva dalam bentuk siap dijual
kembali dan yang paling aktif dalam operasi usahanya.
Sedangkan
dalam perusahaan pabrikasi atau manufaktur, persediaan barang
dapat diklasifikasikan sebagai berikut : persediaan bahan baku, barang dalam
proses, dan barang jadi.
Terdapatnya
klasifikasi persediaan yang berbeda antara perusahaan perdagangan dengan
perusahaan manufaktur adalah karena fungsi dua perusahaan itu memang berbeda.
Fungsi perusahaan perdagangan adalah menjual barang yang diperolehnya dalam
bentuk sudah jadi. Dengan kata lain, tidak ada proses pengolahan seandainya
terjadi pengolahan maka pengolahan tersebut terbatas pada pembungkusan atau
pemberian kemasan agar barang lebih menarik selera konsumen. Sedangkan fungsi
perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan mentah menjadi produk selesai.
Jenis-jenis
persediaan:
a)
Pada
perusahaan jasa: persediaan barang pembantu/ persediaan barang habis
pakai (Inventory of supplies)
b)
Pada
perusahaan dagang:
Ø persediaan barang habis pakai
Ø persediaan barang dagangan
c)
Pada
perusahaan industri dan manufaktur:
Ø Persediaan bahan pembantu/bahan habis pakai
Ø Persediaan bahan baku dan bahan penolong
Ø Persediaan baran dalam proses
Ø Produk jadi
Klasifikasi
Persediaan
Berdasarkan
kriteria di atas, persediaan mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
1)
Barang dagangan
yaitu barang yang dibeli oleh perusahaan dari pihak lain dalam kondisi sudah
siap untuk dijual tanpa melakukan pemrosesan lebih lanjut. Misalnya
persediaan pedagang mobil akan terdiri dari mobil, persediaan toko bahan
makanan akan terdiri dari sayur, daging, makanan/minuman dalam kaleng, bahan
roti dan kue, dan lain-lain.
2)
Bahan baku
adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam keadaan harus
dikembangkan/diproses lebih lanjut yang akan menjadi bagain utama dari barang
jadi. Misalnya untuk memproduksi sepeda maka bahan baku yang dibutuhkan adalah
pipa baja.
3)
Bahan pembantu
adalah barang-barang yang beli oleh perusahaan dalam rangka mendukung proses
produksi sampai menjadi barang jadi. Misalnya aksesoris perlengkapan sepeda
merupakan bahan pembantu bagi pembuatan sepeda.
4)
Barang dalam proses
adalah bahan yang sudah dimasukkan dalam suatu proses produksi tetapi belum
selesai diolah, sehingga baru menyerap sebagian biaya bahan, biaya tenaga kerja
dan biaya overhead pabrik. Barang dalam proses dapat dilihat ketika anda
berkunjung ke sebuah pabrik yang sedang dalam proses produksi, misalnya pipa
baja yang sedang diproses dengan mesin agar menjadi bentuk yang diharapkan.
5)
Barang jadi adalah produk
selesai yang dihasilkan dari suatu pengolahan produk dan telah menyerap biaya
bahan, biaya tenaga kerja serta biaya overhead pabrik secara tuntas. Misalnya
penyelesaian akhir dari sebuah sepeda sehingga menjadi sepeda yang siap untuk
dijual.
C. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN
Untuk dapat
menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya persediaan
selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah:
a)
Sistem Periodik
Sistem
Periodik (physical) yaitu pada setiap akhir periode dilakukan
perhitungan secara phisik untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Perhitungan
tersebut meliputi pengukuran dan penimbangan barangbarang yang ada pada akhir
suatu periode untuk kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya.
Perusahaan yang menerapkan sistem periodik umumnya memiliki karakteristik
persediaan yang beraneka ragam namun nilainya relatif kecil. Sebagai ilustrasi
adalah kios majalah di sebuah pusat perkantoran dan pertokoan yang menjual
berbagai jenis majalah, koran, alat tulis, aksesoris handphone, dan gantungan
kunci. Jenis persediaan beraneka ragam namun nilainya relatif kecil sehingga
tidaklah efisien jika harus mencatat setiap transaksi yang nilainya kecil namun
frekuensi transaksi tinggi. Meskipun demikian sebenarnya pada saat ini alasan
tersebut dapat diabaikan dengan adanya teknologi komputer yang memudahkan
pencatatan transaksi dengan frekuensi tinggi, misalnya seperti di toko retail.
Kesimpulan : Sistem Periodik : Menghitung,
menimbang atau mengukur fisik persediaan yang ada pada akhir periode akuntansi
guna menentukan jumlah persediaan yang ada.
b)
Sistem Perpetual
Sistem
Permanen (Perpetual), yaitu melakukan pembukuan atas persediaan secara
terus menerus yaitu dengan membukukan setiap transaksi persediaan baik
pembelian maupun penjualan. Sistem perpetual ini seringkali digunakan dalam hal
persediaan memiliki nilai yang tinggi untuk mengetahui posisi persediaan pada
suatu waktu sehingga perusahaan dapat mengatur pemesanan kembali persediaan
pada saat mencapai jumlah tertentu. Misalnya persediaan alat rumah tangga
elektronik (mesin cuci, kulkas, microwave).
Kesimpulan : Sistem Perpetual : Pembelian
dan penjualan dicatat langsung ke dalam rekening persediaan pada saat pembelian
atau pemakian (penjualan) terjadi.
Jurnal
untuk mencatat transaksi persediaan pada perusahaan dagang dan jasa.
Keterangan
|
Sistem Perpetual
|
Sistem Periodik
|
Jurnal pencatatan pembelian
|
Persediaan xx
Utang
usaha xx
|
Pembelian xx
Utang
usaha xx
|
Jurnal pencatatan penjualan
|
Piutang
usaha xx
Penjualan xx
Harga pokok penjualan xx
Persediaan xx
|
Piutang usaha xx
Penjualan xx
|
Jurnal penyesuaian
|
Tidak diperlukan
|
Hrg pokok penjualan xx
Persediaan
awal xx
Persediaan akhir xx
Hrg Pokok
Penjualan xx
Hrg pokok penjualan xx
Pembelian xx
|
Jurnal untuk mencatat transaksi
persediaan pada perusahaan manufaktur.
Keterangan
|
Sistem Perpetual
|
Sistem Periodik
|
Jurnal pencatatan pembelian
|
Persediaan
BB xx
Utang
usaha xx
|
Pembelian BB xx
Utang
usaha xx
|
Jurnal pencatatan penjualan
|
Biaya/pemakaian
Bahan
Baku xx
Persediaan
BB xx
|
Tidak diperlukan
|
Jurnal penyesuaian
|
Tidak diperlukan
|
Pemakian
BB xx
Persediaan
BahanBaku
awal xx
Pemakaian BB xx
Pembelian Bahan Baku xx
Perseidaan BB akhir xx
PemakianBB xx
|
semoga bermanfaat...
rabbi zidni ilman warzuqni fahman :)
Lihat juga >>> Sistem Penilaian Persediaan
No comments:
Post a Comment